Langkah inspiratif datang dari Agung, pemuda asal Medan, yang sukses mengumpulkan dana sebesar Rp395 juta untuk mendukung petani organik lokal mengembangkan usaha mereka. Lewat kampanye digital yang menyentuh dan edukatif, Agung membuktikan bahwa kekuatan media sosial bisa menjadi penggerak perubahan nyata dalam sektor pertanian berkelanjutan. Aksinya viral dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan yang peduli pada isu pangan sehat dan kemandirian petani kecil.
Agung pertama kali terinspirasi saat mengunjungi kebun kecil milik kelompok tani organik di pinggiran Medan. Ia melihat langsung bagaimana mereka bekerja keras menghasilkan sayuran bebas pestisida, namun kesulitan dalam distribusi, peralatan, dan promosi. Padahal, kualitas hasil panen mereka sangat layak bersaing di pasar kota.
"Petani organik ini bukan butuh belas kasihan, mereka butuh dukungan konkret. Kalau sistem dan alatnya dibantu, mereka bisa mandiri dan berkembang," ujar Agung dalam video kampanyenya yang viral di Instagram dan TikTok. Komentar penuh empati itu memicu gelombang dukungan dari ribuan netizen.
Melalui platform donasi daring, Agung memaparkan rencana penggunaan dana secara transparan: pembelian alat pertanian modern, pembangunan rumah kompos, pengadaan packaging ramah lingkungan, serta pelatihan pemasaran digital bagi petani muda. Dalam waktu sebulan, target terkumpul, dan proyek langsung dimulai.
Agung menamai inisiatif ini "Tumbuh Bareng", simbol dari semangat kolektif antara petani, konsumen, dan pendukung. Program ini kini aktif di tiga desa sekitar Medan dengan total 42 petani binaan. Selain bantuan alat, Agung juga menggandeng relawan dari kampus untuk membantu pelatihan desain label produk dan manajemen hasil panen.
Dalam dua bulan pertama, hasil panen meningkat hampir dua kali lipat berkat efisiensi alat baru. Produk sayur organik kini bisa dijual ke restoran sehat di Medan dan beberapa toko daring. Beberapa petani muda juga mulai aktif memasarkan lewat Instagram dan WhatsApp Business, berkat pelatihan pemasaran digital yang difasilitasi Agung.
Inisiatif Agung mendapat apresiasi dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, serta komunitas lingkungan yang ikut membantu memperluas distribusi produk ke pasar kota. Beberapa kolaborasi juga dijalin dengan UMKM kuliner sehat dan marketplace lokal yang fokus pada produk berkelanjutan.
Kisah Agung membuktikan bahwa perubahan sistemik bisa dimulai dari langkah kecil yang tulus. Dengan Rp395 juta dan niat untuk memberdayakan, ia tidak hanya membantu petani bertahan, tapi juga membangun ekosistem pertanian organik yang adaptif, modern, dan berbasis komunitas. "Tumbuh Bareng" kini bukan hanya nama program-tapi filosofi hidup baru bagi banyak keluarga petani di Sumatera Utara.