Dari Surabaya, muncul kabar membanggakan tentang Lila, seorang penggerak komunitas muda yang berhasil menggalang dana hingga Rp360 juta untuk membuka sebuah co-working space ramah komunitas. Ruang ini ditujukan khusus bagi pemuda kreatif yang ingin mengembangkan ide, berkolaborasi, dan membangun usaha rintisan tanpa harus terbebani biaya sewa kantor yang tinggi. Kisahnya viral di media sosial dan mengundang banyak dukungan dari kalangan profesional hingga pelajar.
Lila terinspirasi membuka co-working space setelah mendengar banyak keluhan dari teman-temannya yang kesulitan mencari ruang kerja terjangkau. Ia kemudian membuat kampanye digital sederhana berisi ide untuk membuka ruang kerja kolaboratif berbasis komunitas di tengah kota. Tak disangka, respons publik sangat positif dan dukungan mengalir deras.
"Saya percaya setiap anak muda punya potensi. Tapi kalau tidak ada ruang untuk bekerja, diskusi, dan berekspresi, ide itu hanya akan berhenti di kepala. Co-working space ini hadir untuk menjembatani," ujar Lila dalam salah satu wawancara yang ikut viral di Instagram.
Dengan transparansi penuh, Lila memaparkan rencana penggunaan dana: renovasi gedung, pembelian furnitur, jaringan internet berkecepatan tinggi, serta penyediaan ruang diskusi dan studio kreatif. Dalam satu bulan, target Rp360 juta tercapai berkat dukungan netizen, donatur pribadi, hingga komunitas diaspora Surabaya di luar negeri.
Gedung bekas toko di pusat kota disulap menjadi "Ruang Kita", co-working space modern namun tetap inklusif. Terdapat area kerja bersama, ruang rapat, studio podcast, hingga sudut galeri untuk pameran karya anak muda. Semua fasilitas dirancang agar bisa diakses dengan biaya sangat terjangkau.
Lila tidak hanya menghadirkan ruang fisik, tetapi juga merancang program pelatihan digital, workshop desain, hingga mentoring kewirausahaan. Ia menggandeng praktisi lokal dan dosen universitas untuk berbagi pengetahuan secara rutin di "Ruang Kita". Program ini sudah menarik lebih dari 200 peserta di bulan pertama.
Inisiatif Lila mendapat sambutan hangat dari komunitas startup Surabaya dan apresiasi dari pemerintah kota yang melihat potensi ruang ini sebagai wadah pengembangan ekonomi kreatif. Beberapa perusahaan juga menawarkan kerjasama sponsor untuk mendukung keberlanjutan operasional.
Kisah Lila membuktikan bahwa ruang kolaboratif bisa lahir dari gerakan kecil dan semangat komunitas. Dengan Rp360 juta, ia berhasil membuka akses baru bagi pemuda kreatif Surabaya untuk bekerja, berjejaring, dan bermimpi lebih besar. "Ruang Kita" kini bukan sekadar tempat, tapi simbol harapan baru bagi generasi muda kota pahlawan.