Langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan datang dari Tedi, pemuda asal Palembang, yang sukses mengumpulkan dana sebesar Rp385 juta untuk mendanai proyek konservasi hutan lokal. Lewat kampanye digital bertajuk "Hijau Kembali", Tedi menggugah kesadaran publik tentang pentingnya melindungi hutan rawa gambut yang selama ini terancam oleh alih fungsi lahan dan pembakaran liar. Aksinya yang menyentuh dan penuh dedikasi ini viral di berbagai platform media sosial, menginspirasi ribuan orang untuk turut ambil bagian.
Inspirasi Tedi muncul setelah menyaksikan langsung kebakaran hutan di kawasan Ogan Komering Ilir, tempat ia biasa melakukan kegiatan fotografi alam. Melihat satwa lari dari habitat dan warga kesulitan bernapas akibat asap pekat, Tedi merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar membagikan foto-foto keindahan alam.
"Saya lahir di Palembang, besar di sekitar hutan. Rasanya sakit hati melihat pohon tumbang dan tanah jadi abu. Ini bukan soal proyek, ini soal masa depan," ungkap Tedi dalam video kampanye yang telah ditonton lebih dari 2 juta kali di TikTok. Kalimat itu menjadi pemicu semangat ribuan warganet yang ikut berdonasi.
Dengan transparansi dan rencana kerja yang jelas, Tedi menggunakan platform donasi daring untuk mengajak publik berpartisipasi. Dalam waktu hanya lima minggu, dana terkumpul mencapai Rp385 juta, cukup untuk memulai tahap pertama proyek konservasi yang mencakup pembibitan, patroli hutan, dan edukasi warga sekitar tentang pentingnya hutan bagi keseimbangan ekosistem.
Proyek ini tidak hanya fokus pada penanaman ulang, tetapi juga mengembangkan pendekatan komunitas. Warga desa di sekitar kawasan konservasi dilibatkan sebagai penjaga hutan dan pengelola pembibitan. Dengan pelatihan singkat, mereka kini menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penerima bantuan.
Lebih dari 8.000 bibit pohon asli rawa telah ditanam di lahan kritis. Patroli relawan kini aktif setiap minggu untuk mencegah pembakaran liar. Selain itu, Tedi juga menginisiasi program wisata edukasi konservasi untuk pelajar dan mahasiswa, agar generasi muda punya koneksi emosional dengan hutan sejak dini.
Proyek "Hijau Kembali" mendapat perhatian dari lembaga lingkungan seperti WALHI dan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan. Beberapa organisasi menyatakan dukungan jangka panjang dalam bentuk pendampingan teknis dan distribusi bibit. Tedi juga diundang untuk berbicara dalam forum pemuda konservasi tingkat provinsi.
Kisah Tedi membuktikan bahwa konservasi tidak harus dimulai dari lembaga besar. Dengan kejujuran, keberanian, dan kecintaan terhadap alam, seseorang bisa menggerakkan ribuan orang untuk menjaga bumi. Kini, hutan yang dulunya hanya jadi objek dokumentasi lensa kamera telah berubah menjadi medan perjuangan yang nyata-dan Tedi berdiri di garis depan, bersama komunitasnya, menjaga agar bumi tetap hijau untuk generasi berikutnya.